Virtual Networking menciptakan ‘tunnel’ pada jaringan yang tidak harus direct. Sebuah ‘terowongan’ diciptakan melalui public community seperti internet. Jadi seolah-olah ada hubungan factor-to-point dengan facts yang dienkapsulasi. Personal Networking: information yang dikirimkan terenkripsi, sehingga tetap rahasia meskipun melalui public network.
Cara Kerja
VPN bisa bekerja dengan cara:
- dial-up
- bagian dari router-to-router
Digging the Tunnel
Tunnel dalam VPN sebenarnya hanya logical factor-to-factor connection dengan Otentikasi dan enkripsi. Analoginya adalah kalau sebuah organisasi/perusahaan punya kantor di 2 gedung yang berbeda. Nah, buat orang/informasi bergerak dari satu kantor ke kantor lainnya, bisa melalui:
- kaki lima atau jalan umum
- menggali lubang di bawah tanah (analog dengan VPN).
Proses Enkapsulasi
Paket lama dibungkus dalam paket baru. Alamat akhir tujuan terowongan (tunnel Endpoints) diletakkan di destination address paket baru, yang disebut dengan encapsulation header. Tujuan akhirnya tetap ada di header paket lama yang dibungkus (encapsulated). Ketika sampai di endpoint, kapsul dibuka, dan paket lama dikirimkan atau diarahkan ke tujuan akhirnya.
Alasan Penggunaan VPN
VPN vs Dial-up Networking:
Keuntungan VPN terhadap dial-up access:
- Menghemat biaya interlokal
- Membutuhkan lebih sedikit saluran telepon di perusahaan
- Membutuhkan hardware yang lebih sedikit (seperti modem financial institution)
Kerugian VPN
- Kedua endpoints dari VPN, koneksinya harus reliable. Sebagai contoh, kalau ISP di sisi customer (seorang telecommuter employee) tidak bisa diakses/di-dial, maka tentu VPN tidak bisa juga! Lain halnya kalau bisa dial-up carrier ke kantor.
- Overall performance VPN bisa lebih lambat daripada dial-up service yang biasa tanpa VPN. Hal ini disebabkan adanya proses tunneling dan enkripsi/dekripsi.
Bagus
BalasHapus